Kamis, 03 Maret 2016

Yang Muda Yang Berencana

Oleh : Nadiya Fazillah
Motivator Muda Kependudukan 2016

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan aku guncangkan dunia.” Begitulah kutipan kata dari Soekarno yang sudah membakar semangat seluruh rakyat Indonesia. Selain menarik, kalimat tersebut juga penuh akan makna. Dimana hanya dengan 10 orang pemuda, Soekarno dapat mengguncangkan dunia. Sedangkan hanya untuk mencabut semeru dari akarnya, Soekarno butuh 1000 orang tua. Bila dipikir dengan nalar sungguh tidak masuk akal, untuk mengguncangkan dunia, Soekarno hanya butuh 10 orang pemuda, mengapa harus pemuda? Pemuda dianggap selalu melakukan kesalahan, pemuda dianggap tidak punya pengalaman. Tetapi siapa sangka nasib sebuah bangsa kedepan berada di tangan anak muda. “Anak muda memang cenderung minim pengalaman, karena itu pemuda tidak menawarkan masa lalu, melainkan anak muda menawarkan masa depan!”. Begitulah kata Anies Baswedan. (sumber : http://www.imadoes.com/2015/02/kata-motivasi-anies-baswedan.html)

Setiap kepemimpinan akan terus berganti, disinilah peran penting generasi yang akan memegang kepemimpinan berikutnya. Merekalah yang akan mengendalikan bangsa kedepannya. Oleh karena itu, para pemuda atau para calon pemimpin bangsa kedepan harus dibekali keahlian dalam segala hal, mereka harus memiliki pendidikan yang tinggi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, dan kualitas hidup yang baik. Dimana sebuah negara baru dapat dikatakan maju bila seluruh penduduknya memiliki kualias hidup yang baik.

Oleh karena itu, para pemuda merupakan kunci untuk memajukan bangsa kedepan, di tangan pemudalah nasib bangsa ini kedepannya. Pemuda merupakan modal bagi negeri ini untuk menuju ke arah yang lebih baik. Dengan memiliki pemuda yang berkualitas dan memiliki SDM yang baik, maka negeri ini akan lebih baik kedepannya. Menyadari akan pentingnya posisi pemuda kedepan bagi negeri ini, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membuat program untuk memfasilitasi remaja agar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana (GenRe). Program inilah yang disebut dengan program GenRe.  Program GenRe ini memiliki sasaran yaitu remaja yang berusia 10-24 tahun dan belum menikah, mahasiswa dan mahasiswi yang belum menikah, keluarga yang memiliki remaja, dan masyarakat yang peduli terhadap remaja. Program ini dikembangkan dalam rangka penyiapan dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Diharapkan dengan adanya program ini dapat membentuk atau memperbaiki perilakupara remaja Indonesia agar mereka dapat memiliki pengetahuan yang baik sehingga para remaja dapat bertindak dan berperilaku sebagai remaja yang mempersiapkan perencanaan menuju keluarga berencana.

Semua tahu, bahwa saat ini Indonesia berada di urutan ke-empat setelah China, India, dan Amerika Serikat sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Menurut beberapa sumber, pada tahun 2016 ini Indonesia memiliki jumlah penduduk kira-kira kurang lebih sekitar 250 juta jiwa, belum lagi jumlah penduduknya akan meningkat setiap tahunnya. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2035 yang akan datang berjumlah sekitar 305,6 juta jiwa. Bayangkan bila negeri ini akan terus kebanjiran populasi penduduk dan setiap penduduknya tidak memiliki kualitas yang baik, baik itu dari segi kualitas pendidikan maupun kualitas kesehatan. Semua ini tentu akan menimbulkan masalah besar bagi negeri ini. Oleh karena itu, pembinaan yang dilakukan kepada para remaja sejak dini adalah sebuah langkah yang sangat efektif dalam menghadapi masalah ini. Mempersiapkan generasi dengan terencana juga membutuhkan kerja sama dari segala pihak, persoalan remaja dan segala macam bentuk masalahnya kini merupakan permasalahan bersama dan harus diselesaikan secara bersama. Memiliki generasi emas adalah mimpi yang harus diwujudkan. Dengan bantuan kerja sama dari segala pihak, generasi emas di Indonesia pasti akan tercipta sehingga kedepan para generasi emas yang sudah disiapkan ini siap dalam memimpin bangsa dan dapat membawa negara Indonesia menjadi negara yang pantas diperhitungkan di mata dunia.



Dikhususkan kepada para remaja di Indonesia, bersiaplah menjadi bagian dalam generasi perubahan ini, persiapkan diri mulai saat ini, wajib belajar 12 tahun mutlak harus dimiliki seluruh rakyat Indonesia. Milikilah pengetahuan yang cukup sehingga kehidupan nantinya akan menjadi lebih siap dan terencana. Belajarlah hidup sehat mulai saat ini, jadilah remaja yang berahklak, say no to free sex, drugs, and HIV/AIDS. Masa depan di tangan kita, para remaja. Kini saatnya yang muda yang berencana.

Sumber gambarbkkbn.go.id

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada tahun 2035 mendatang jumlah penuduk di Indonesia diperkirakan mencapai kurang lebih sekitar 305,6 juta jiwa. Disaat Indonesia mengalami kelebihan jumlah penduduk pada tahun 2035 mendatang, hal ini ternyata diiringi dengan meningkatnya penduduk berusia produktif, yaitu penduduk yang berusia sekitar 15 tahun sampai 65 tahun. Sedangkan penduduk yang berusia non produktif akan menurun, penduduk yang berusia non produktif adalah penduduk yang berusia sekitar 0-14 tahun dan 60 tahun ke atas. Kondisi seperti ini akan membawa dampak positif bagi sebuah bangsa, seperti sebuah bonus. Oleh karena itu, kondisi ini disebut dengan bonus demografi. Namun, bayangkan bila pada tahun 2035 mendatang di saat Indonesia mengalami kelebihan jumlah penduduk yang berusia produktif, namun para penduduk yang berusia produktif tersebut tidak memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, sebuah kondisi dimana pada awalnya dapat menjadi sebuah bonus pada akhirnya hanya akan menjadi sebuah bencana saja. Oleh karena itu, memberikan bekal pendidikan yang baik kepada para remaja atau anak muda agar mereka dapat menjadi generasi berencana kedepannya adalah hal yang wajib dan harus dilakukan, bila tidak bayangkan kedepan negeri ini akan dipenuhi sesak oleh orang-orang yang tidak memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, masalah besar akan timbul, kesenjangan sosial akan terjadi di mana-mana, tingkat kriminalitas juga akan semakin tinggi, dan kondisi lingkungan juga akan semakin tidak terkendali, semakin banyak jumlah penduduk, maka akan semakin banyak pula jumlah Sumber Daya Alam (SDA) yang akan terpakai sehingga akan membuat ketidak seimbangan antar jumlah penduduk dan ketersedian sumber daya alam. Tidak hanya itu, masalah besar lainnya juga akan timbul, salah satunya yang paling pasti akan terjadi adalah masalah ekonomi. Kebanjiran jumlah penduduk dimana para penduduk tersebut tidak memili kualitas yang baik dan tidak mampu bersaing dalam dunia kerja sehingga akan melahirkan pengangguran-pengangguran baru, kemiskinan pun akan menjadi pemandangan yang biasa nantinya.

Bonus demografi sudah di depan mata, tinggal kita bagaimana memilih, memilih untuk mengambil kesempatan agar bisa menjadi bangsa yang dapat diperhitungkan di mata dunia melalui bonus demografi ini atau memilih untuk pasrah pada bencana besar yang akan datang nantinya. Nasib bangsa kedepan benar-benar berada di tangan kita, pemuda. Menciptakan sebuah generasi emas adalah sebuah mimpi yang harus diwujudkan. Rencanakan hidupmu mulai dari sekarang, kini yang muda yang berencana. Salam generasi berencana!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar