Libur telah tiba...
libur telah tiba...
hore... horee..
libur telah tiba...
hore... horee..
Yeah,
libur telah tiba guys, sekarang saatnya melupakan sejenak segala macam bentuk
kepusingan yang ada. Raport sudah dibagikan, ada yang lagi bahagia-bahagianya,
ada yang lagi sedih-sedihnya, ada juga yang biasa-biasa aja. Apapun itu,
sekarang lupakan semuanya dan waktunya liburaaan.
Ngomong-ngomong
soal pembagian raport, nggak tau kenapa di tahun ini kayaknya ada yang buat
saya penasaran, dan ngepost tentang hal ini. Yap, ada satu kata yang selalu
saya lihat dan saya dengar di pembagian raport kali ini, “keberuntungan”. Nggak
tau kenapa kayanya semua orang pada update status yang ada sangkut pautnya sama
si keberuntungan. Dan ini, adalah kata-kata yang paling sering saya lihat di
social media “orang pintar akan dikalahkan oleh yang giat,dan yang giat akan
dikalahkan oleh yang beruntung”. Apa iya keberuntungan itu ada? Apa iya dewi
fortuna itu ada? Kalau memang dia ada, pasti dia adalah mahkluk yang paling
tidak adil sedunia. Yaiyalah, seenaknya aja dia ngasih kesuksesan buat orang
yang perjuangannya nggak seberapa. Gak Cuma itu, coba kalian bayangin, kalau
kalian ada di posisi orang yang selalu belajar mati-matian setiap hari demi
nilai raportnya, dan hasilnya, saat pembagian raport nilai kalian memuaskan.
tiba-tiba di saat ada teman yang bilang, “itukan Cuma keberuntungan dia aja”.
Rasanya pasti nyesek!
karena
itu saya coba searching di internet dengan keyword keberuntungan. Dan ternyata
ada banyak artikelnya, yang lebih hebatnya lagi, sudah ada peneliti yang
meneliti tentang keberuntungan ini. Nah ini yang saya suka, segala sesuatu
harus dijelaskan secara ilmiah, terkecuali tuhan.
Langsung
aja, dia adalah Richard Wiseman, beliau melakukan penelitian mengenai psikologi
keberuntungan pada 1000 orang yang mengaku diri mereka masuk dalam kategori
orang yang beruntung. Beberapa diantaranya merasa memiliki keberuntungan dan
tidak beruntung dalam kadar tertentu dan kadang kala. Richard mendesain
penelitian untuk meneliti hal tersebut. masing-masing dari subjek penelitian
diberikan satu koran dan diminta untuk menghitung berapa banyak jumlah foto
yang ada dalam koran tersebut. Sangat sederhana sekali. Satu yang mereka tidak
ketahui, di dalamnya terdapat kesempatan dimana Richard telah memasang iklan di
halaman tengah koran tersebut hingga setengah halaman penuh yang bertuliskan
“menangkan 100 pounsterling dengan menunjukan iklan ini pada peneliti yang
memberi anda koran ini”. Hasilnya orang-orang yang mengaku memiliki nasib sial
cenderung tidak memperhatikan iklan tersebut. Mereka cenderung fokus pada tugas
menghitung jumlah foto sehingga melewatkan kesempatan yang mereka tidak duga
untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang signifikan. Sebaliknya, orang-orang
yang beruntung lebih rileks dalam menjalani tugasnya dan mampu melihat
kesempatan.
penelitian ini mengungkapkan bahwa orang-orang yang beruntung cenderung bersikap optimis, penuh energi, dan terbuka terhadap segala kesempatan, pola pikir, dan pengalaman. Dan secara kontras, orang-orang yang secara nasib sering mengalami ketidak beruntungan lebih bersikap pesimis, terlalu fokus, ceroboh, mudah gugup, dan sering tertutup pada ide-ide baru. (Virkology,2013)
penelitian ini mengungkapkan bahwa orang-orang yang beruntung cenderung bersikap optimis, penuh energi, dan terbuka terhadap segala kesempatan, pola pikir, dan pengalaman. Dan secara kontras, orang-orang yang secara nasib sering mengalami ketidak beruntungan lebih bersikap pesimis, terlalu fokus, ceroboh, mudah gugup, dan sering tertutup pada ide-ide baru. (Virkology,2013)
Nah,
jelas sudah semuanya. Yang membedakan si beruntung dan si malang adalah, si
beruntung memperbesar peluang untuk mendapatkan kesempatan itu, dan si malang
tidak melihat dan menangkap kesempatan-kesempatan yang ada.
“kesuksesan
merupakan 99% usaha dan 1% keberuntungan” (Albert Einstein)
Sekian
Begitulah saya menyukai tulisan ini :)
BalasHapusTerimakasih :)
Hapus